Sebelum suka nulis, aku lebih dulu suka
baca. Masih ingat dulu waktu SMP, setiap Sabtu sepulang sekolah, pasti deh
mampir di Perpustakaan Daerah (Perda) yang lokasinya kebetulan dekat sama
sekolah.
Aku biasanya pinjem buku cerita anak
sampai novel, kayak Lima Sekawan-nya Enid Blyton, The Lost Boy-nya Dave Pelzer,
Chicken Soup for the Soul. Dari dalam negeri novel thrillernya Marga T. sampai
novel picisan milik Mira W. nggak ketinggalan jadi daftar listku. Kok bukunya
jadul-jadul sih? Iya, soalnya memang stok buku cerita / novel di Perda waktu
itu cuma ada yang terbitan lawas. Tapi jangan salah loh, meskipun buku lama,
tapi kualitasnya nggak kalah sama buku-buku era sekarang.
Saking sukanya sama baca buku, aku
dulu sampai daftarin semua kakakku buat bikin Kartu Perda biar bisa pinjam
banyak buku. Satu kartu hanya boleh pinjam maksimal 2 buku. Nah, karena kakakku
ada 4 (aku adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara, hehe banyak ya?) jadi aku bisa
pinjam sampai 10 buku! Sampai-sampai semua novel yang ada di sana hampir
semuanya sudah aku baca. Orang perpusnya sampai kenal aku, hihi...
Nah, dari kegemaran baca buku itu,
aku jadi penasaran ingin nulis cerita juga. Aku pelajari gimana penulis-penulis
itu merangkai kalimatnya biar bisa enak dan pas kalau dibaca. Pertama-tama
nulis sih bingung banget, soalnya susaaah mau bikin kalimat pembuka seperti
apa, padahal isi cerita udah ada di kepala. Udah pernah sampai tengah cerita,
eh tiba-tiba bingung nih cerita mau diteruskan kayak apa. Alhasil, banyak
tulisan setengah jadi yang nangkring di laptop.
Pertama Kali
Ikut Lomba Cerpen
Aku ingat banget waktu itu sekitar
bulan Januari 2013, aku baca pengumuman ada lomba nulis cerpen tingkat pelajar
SMA yang diadain salah satu penerbit mayor. Temanya waktu itu tentang
persahabatan tapi harus digabungkan dengan sebuah lirik lagu. Ah... nggak ada
salahnya dicoba.
Aku mulai bikin plot ceritanya.
Mulai nulis kalimat demi kalimat. Sempat
stuck di tengah cerita. Frustasi juga sih, tapi udah kepalang tanggung.
“Pokoknya aku harus ikutan!!” tekadku
waktu itu.
Akhirnya, setelah hampir seminggu (lama
banget ya bikin cerpen seminggu? Harap maklum masih newbie), cerpen perdanaku
selesai!! Aku beri judul “Segurat Senyum di Langit Sore” dan ngirimnya H-1
sebelum DL. Yess... tinggal tunggu pengumuman nih.
Sebulan kemudian, hari yang
ditunggu-tunggu tiba. Pengumuman pemenang lomba cerpen diumumkan!! Nggak bisa
diungkapin lagi deh gimana deg-degannya waktu baca itu, mungkin lebih deg-degan
daripada terima raport, xixixi... Aku scroll dari atas ke bawah pelan banget.
Tuing!! Mataku hampir saja copot waktu tahu cerpen perdanaku masuk sebagai
nominator 40 besar dari sekitar 418 cerpen yang masuk. Senengnya bukan
kepalang!! Kayak ada peri-peri cantik yang mengelilingiku saat itu *yang ini
agak lebay, abaikan saja*.
Esok harinya, panitia lomba mengumumkan
bahwa mereka hanya memilih 20 naskah saja yang masuk dan dibukukan. Dan bisa
ditebak, cerpenku tewas. Hati yang berbunga-bunga langsung seperti kering
kerontang, luluh lantak. Sempet nggak nafsu makan selama sejam. Ya... sejam aja
ya!! Kalau lebih, sayang dong nasi pecelnya dianggurin.. *ini apa sih?*
Belajar dari
Kekalahan
Setelah
melewati masa-masa berkabung karena cerpen yang dibuat sepenuh hati itu tak
lolos, akhirnya malah membuatku ketagihan menulis. Aku pikir masuk 40 besar itu
sudah cukup bagus buat penulis pemula pake banget kayak aku ini. Dan aku yakin,
cerpenku ini suatu saat nanti, pasti ketemu jodohnya dan akan diterbitkan,
entah kapan dan di mana.
Sejak itu, aku jadi makin gila cari-cari info
lomba cerpen baik di komunitas penulis atau penerbit mayor (harus yang
gratisan, kalau nggak gratisan, langsung coret dari daftar, haha.. *liat
kantong*). Apalagi lihat kakakku yang lebih dulu punya dua buku antologi hasil
dia menang lomba di salah satu penerbit mayor, Penerbit Diva Press.
Selalu Ada Jalan
bagi Mereka yang Bersungguh-Sungguh
Kata-kata itu yang selalu kupegang.
Setelah melewati beberapa lomba dan beberapa kekalahan, akhirnya.... aku menang
juga!!! Dan bukuku nongol di Toko Buku... *potong tumpeng*
Ini dia daftar lomba yang berhasil aku
menangkan ataupun yang masuk nominator dari awal aku nyoba ikutan lomba cerpen
sekitar Januari 2013 sampai sekarang (masih harus banyak belajar dari
kakak-kakak senior, nih!) :
1. Masuk
40 besar nominator seleksi Kumcer Junior bertema “Persahabatan” (Gradien
Mediatama, Maret 2013)
2. Masuk
10 besar lomba cerpen pelajar se-Indonesia bertema “Chairil Anwar” (Kelompok
Sastra Metafor, April 2013)
3. Pemenang
lomba cerpen komedi bertema “KpopKoplak” (Penerbit Diva Press, Juni 2013).
Bukunya sudah terbit Oktober 2013 dan beredar di toko-toko buku dengan judul
“Sayangku Jun Ae”.
4. Pemenang
audisi penulis antologi bertema “Bebas Asap Rokok” (Komunitas Bebas Asap Rokok,
Juli 2013). Cooming soon at November 2013.
5. Pemenang
lomba cerpen bertema “Ramadhan Damai” (Kampung Fiksi bersama Smartfren, Agustus
2013). Cerpennya sudah dipasang di blog Kampung Fiksi.
6. Pemenang
cerpen bertema “Truth Or Dare” (Penerbit Bentang Pustaka bersama WowKonyol,
Agustus 2013). Cooming soon at November 2013.
7. Pemenang
cerpen duet bertema “Cara Indah Tuhan Menghadirkan Cinta” yang aku tulis sama
kakakku sendiri (Penerbit Diva Press dan Group Unsa, Oktober 2013). Cooming
soon.
Target
Selanjutnya
Nah setelah bikin-bikin cerpen,
terbesit buat bikin novel. What?? A novel?? Cerpen yang cuma 15 halaman aja
udah megap-megap, gimana mau novel yang lebih dari 150 halaman? Ya, aku tahu
bikin novel (menurutku) lebih ribet. Tapi nggak ada salahnya kan nyoba? Lebih
baik gagal lalu bangkit lagi daripada nggak mencobanya sama sekali. Doakan ya
kakak, biar targetku berhasil. Yeeaayy...!! *heboh sendiri*
Yaa... itu dia pengalaman pertamaku
menulis. Masih harus banyak banyak banyak dan banyak belajar lagi.
Alasan Kenapa Kalian Harus Milih Aku sebagai Pemenangnya
Seperti
yang sudah aku jelasin di next target, aku pingin banget bikin novel. Jadi, aku
harus banyak-banyak baca novel yang sedang hits saat ini. Jika bergantung pada
stok novel yang ada di Perda, itu nggak mungkin soalnya stoknya masih sama
kayak aku SMP dulu (padahal sekarang
aku sudah kelas XI SMA).
Beli di toko buku? Percayalah, jika
kalian saat ini pergi ke kota Gresik dan mencari toko buku seperti Toga Mas
atau Gramedia takkan pernah kalian temui. Dulu ada Toga Mas, sekarang udah
tutup. Hikzz... Di kota ini cuma ada buku semacam buku pelajaran.
Beli online? Percayalah sekali lagi,
rumahku jauh dari bank. That’s it.
Maka dari itu, aku gencar ikut
kuis-kuis yang berhadiah novel. Nggak lain dan nggak bukan, tujuannya biar aku
punya bahan bacaan lebih banyak buat calon novelku nanti. Yaa... meskipun sejauh ini lebih
sering kalah daripada menang. Haha.. *ketawa miris*
Nah, semoga kak Bella dan kak Mput,
berkenan ya memilihku sebagai pemenangnya. *tebar jampi keberuntungan*. Sukses
terus buat kalian berduaaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar