Minggu, 03 November 2013

Dari Hobi Baca Buku jadi Hobi Nulis



Sebelum suka nulis, aku lebih dulu suka baca. Masih ingat dulu waktu SMP, setiap Sabtu sepulang sekolah, pasti deh mampir di Perpustakaan Daerah (Perda) yang lokasinya kebetulan dekat sama sekolah.
            Aku biasanya pinjem buku cerita anak sampai novel, kayak Lima Sekawan-nya Enid Blyton, The Lost Boy-nya Dave Pelzer, Chicken Soup for the Soul. Dari dalam negeri novel thrillernya Marga T. sampai novel picisan milik Mira W. nggak ketinggalan jadi daftar listku. Kok bukunya jadul-jadul sih? Iya, soalnya memang stok buku cerita / novel di Perda waktu itu cuma ada yang terbitan lawas. Tapi jangan salah loh, meskipun buku lama, tapi kualitasnya nggak kalah sama buku-buku era sekarang.
            Saking sukanya sama baca buku, aku dulu sampai daftarin semua kakakku buat bikin Kartu Perda biar bisa pinjam banyak buku. Satu kartu hanya boleh pinjam maksimal 2 buku. Nah, karena kakakku ada 4 (aku adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara, hehe banyak ya?) jadi aku bisa pinjam sampai 10 buku! Sampai-sampai semua novel yang ada di sana hampir semuanya sudah aku baca. Orang perpusnya sampai kenal aku, hihi...
            Nah, dari kegemaran baca buku itu, aku jadi penasaran ingin nulis cerita juga. Aku pelajari gimana penulis-penulis itu merangkai kalimatnya biar bisa enak dan pas kalau dibaca. Pertama-tama nulis sih bingung banget, soalnya susaaah mau bikin kalimat pembuka seperti apa, padahal isi cerita udah ada di kepala. Udah pernah sampai tengah cerita, eh tiba-tiba bingung nih cerita mau diteruskan kayak apa. Alhasil, banyak tulisan setengah jadi yang nangkring di laptop.
Pertama Kali Ikut Lomba Cerpen
            Aku ingat banget waktu itu sekitar bulan Januari 2013, aku baca pengumuman ada lomba nulis cerpen tingkat pelajar SMA yang diadain salah satu penerbit mayor. Temanya waktu itu tentang persahabatan tapi harus digabungkan dengan sebuah lirik lagu. Ah... nggak ada salahnya dicoba.
            Aku mulai bikin plot ceritanya. Mulai nulis kalimat demi kalimat.  Sempat stuck di tengah cerita. Frustasi juga sih, tapi udah kepalang tanggung.
“Pokoknya aku harus ikutan!!” tekadku waktu itu.
Akhirnya, setelah hampir seminggu (lama banget ya bikin cerpen seminggu? Harap maklum masih newbie), cerpen perdanaku selesai!! Aku beri judul “Segurat Senyum di Langit Sore” dan ngirimnya H-1 sebelum DL. Yess... tinggal tunggu pengumuman nih.
Sebulan kemudian, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Pengumuman pemenang lomba cerpen diumumkan!! Nggak bisa diungkapin lagi deh gimana deg-degannya waktu baca itu, mungkin lebih deg-degan daripada terima raport, xixixi... Aku scroll dari atas ke bawah pelan banget. Tuing!! Mataku hampir saja copot waktu tahu cerpen perdanaku masuk sebagai nominator 40 besar dari sekitar 418 cerpen yang masuk. Senengnya bukan kepalang!! Kayak ada peri-peri cantik yang mengelilingiku saat itu *yang ini agak lebay, abaikan saja*.
Esok harinya, panitia lomba mengumumkan bahwa mereka hanya memilih 20 naskah saja yang masuk dan dibukukan. Dan bisa ditebak, cerpenku tewas. Hati yang berbunga-bunga langsung seperti kering kerontang, luluh lantak. Sempet nggak nafsu makan selama sejam. Ya... sejam aja ya!! Kalau lebih, sayang dong nasi pecelnya dianggurin.. *ini apa sih?*
Belajar dari Kekalahan
            Setelah melewati masa-masa berkabung karena cerpen yang dibuat sepenuh hati itu tak lolos, akhirnya malah membuatku ketagihan menulis. Aku pikir masuk 40 besar itu sudah cukup bagus buat penulis pemula pake banget kayak aku ini. Dan aku yakin, cerpenku ini suatu saat nanti, pasti ketemu jodohnya dan akan diterbitkan, entah kapan dan di mana.
            Sejak itu, aku jadi makin gila cari-cari info lomba cerpen baik di komunitas penulis atau penerbit mayor (harus yang gratisan, kalau nggak gratisan, langsung coret dari daftar, haha.. *liat kantong*). Apalagi lihat kakakku yang lebih dulu punya dua buku antologi hasil dia menang lomba di salah satu penerbit mayor, Penerbit Diva Press.
Selalu Ada Jalan bagi Mereka yang Bersungguh-Sungguh
            Kata-kata itu yang selalu kupegang. Setelah melewati beberapa lomba dan beberapa kekalahan, akhirnya.... aku menang juga!!! Dan bukuku nongol di Toko Buku... *potong tumpeng*
Ini dia daftar lomba yang berhasil aku menangkan ataupun yang masuk nominator dari awal aku nyoba ikutan lomba cerpen sekitar Januari 2013 sampai sekarang (masih harus banyak belajar dari kakak-kakak senior, nih!) :
1.      Masuk 40 besar nominator seleksi Kumcer Junior bertema “Persahabatan” (Gradien Mediatama, Maret 2013)
2.      Masuk 10 besar lomba cerpen pelajar se-Indonesia bertema “Chairil Anwar” (Kelompok Sastra Metafor, April 2013)
3.      Pemenang lomba cerpen komedi bertema “KpopKoplak” (Penerbit Diva Press, Juni 2013). Bukunya sudah terbit Oktober 2013 dan beredar di toko-toko buku dengan judul “Sayangku Jun Ae”.
4.      Pemenang audisi penulis antologi bertema “Bebas Asap Rokok” (Komunitas Bebas Asap Rokok, Juli 2013). Cooming soon at November 2013.
5.      Pemenang lomba cerpen bertema “Ramadhan Damai” (Kampung Fiksi bersama Smartfren, Agustus 2013). Cerpennya sudah dipasang di blog Kampung Fiksi.
6.      Pemenang cerpen bertema “Truth Or Dare” (Penerbit Bentang Pustaka bersama WowKonyol, Agustus 2013). Cooming soon at November 2013.
7.      Pemenang cerpen duet bertema “Cara Indah Tuhan Menghadirkan Cinta” yang aku tulis sama kakakku sendiri (Penerbit Diva Press dan Group Unsa, Oktober 2013). Cooming soon.
Target Selanjutnya
            Nah setelah bikin-bikin cerpen, terbesit buat bikin novel. What?? A novel?? Cerpen yang cuma 15 halaman aja udah megap-megap, gimana mau novel yang lebih dari 150 halaman? Ya, aku tahu bikin novel (menurutku) lebih ribet. Tapi nggak ada salahnya kan nyoba? Lebih baik gagal lalu bangkit lagi daripada nggak mencobanya sama sekali. Doakan ya kakak, biar targetku berhasil. Yeeaayy...!! *heboh sendiri*
            Yaa... itu dia pengalaman pertamaku menulis. Masih harus banyak banyak banyak dan banyak belajar lagi.
Alasan Kenapa Kalian Harus Milih Aku sebagai Pemenangnya
            Seperti yang sudah aku jelasin di next target, aku pingin banget bikin novel. Jadi, aku harus banyak-banyak baca novel yang sedang hits saat ini. Jika bergantung pada stok novel yang ada di Perda, itu nggak mungkin soalnya stoknya masih sama kayak aku SMP dulu (padahal sekarang aku sudah kelas XI SMA).
            Beli di toko buku? Percayalah, jika kalian saat ini pergi ke kota Gresik dan mencari toko buku seperti Toga Mas atau Gramedia takkan pernah kalian temui. Dulu ada Toga Mas, sekarang udah tutup. Hikzz... Di kota ini cuma ada buku semacam buku pelajaran.
            Beli online? Percayalah sekali lagi, rumahku jauh dari bank. That’s it.
            Maka dari itu, aku gencar ikut kuis-kuis yang berhadiah novel. Nggak lain dan nggak bukan, tujuannya biar aku punya bahan bacaan lebih banyak buat calon novelku nanti. Yaa... meskipun sejauh ini lebih sering kalah daripada menang. Haha.. *ketawa miris*
            Nah, semoga kak Bella dan kak Mput, berkenan ya memilihku sebagai pemenangnya. *tebar jampi keberuntungan*. Sukses terus buat kalian berduaaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar