Haloo mbak Lala,
sebelumnya salam kenal ya...
Oh ya, sekalian mau
ngucapin Happy Bornday, sukses slalu buat mbak Lala.. :D
Ok.. sesuai dengan
syarat buat ikutan kuisnya, aku bakal nulis kisah cinta saudaraku (kakak pertamaku). Sebenarnya
pingin nulis kisah cinta sendiri sih, tapi apalah daya aku masih terlalu
“hijau” dalam urusan cecintaan.. KTP aja belum punya mau ngurusin cinta,
hehe...
Kisah cinta kakakku
ini, Mbak Wita (biasa aku panggil Mbak Wit), terbilang cukup unik dan kayak
sinetron. Tapi sungguh inilah yang terjadi pada Mbak Wit sekitar 5 tahun yang
lalu.
Mbak Wit adalah
lulusan dari salah satu universitas swasta di Surabaya jurusan Farmasi.
Tittlenya S.Farm yang nanggung itu –dibilang apoteker belum karena Mbak Wit
nggak ngambil Program Profesi (alasan biaya), dibilang asisten apoteker juga
nggak- membuat Mbak Wit sedikit kesulitan mencari kerja setelah ia lulus.
Singkat cerita, akhirnya dengan terpaksa Mbak Wit merelakan tittlenya
disejajarkan dengan anak SMF dan menjadi asisten apoteker (AA) di salah satu RS
di kota Gresik. RSnya lumayan besar dan dekat dengan rumah meskipun gajinya
yang yaaa bisa dibilang kurang untuk ukuran seorang sarjana.
Mbak Wit ditraining
selama 3 bulan dulu ketika pertama kali masuk. Hal yang wajar, bukan? Yang tak
wajar adalah sikap apotekernya (Mbak Lina) yang katanya Mbak Wit sih kurang
bersahabat sama dia. Mbak Lina ini memang terkenal dingin dan judes di mata
karyawan yang lain. Mbak Wit sering dimarahi atau disindir dengan kata-kata tak
enak ketika di sana. Hal ini membuat Mbak Wit seperti orang tertekan. Udah gaji
kecil, dimarah-marahin, kasihan banget pokoknya. Aku juga melihat sendiri
pipinya jadi lebih tirus sejak dia bekerja.
Sebelum masa
training 3 bulan habis, pihak RS (termasuk Mbak Lina sebagai kepala bagian
apotek) mengadakan rapat dulu untuk memutuskan apakah para karyawan baru itu
layak diterima atau tidak. Nah, sebelum hasil rapat itu keluar, entah kebetulan
atau tidak aku membaca lowongan kerja untuk AA di RS itu di koran. Ah, firasat
buruk nih. Yap, ternyata benar, Mbak Wit dipecat. Saat itu, benar-benar pukulan
telak tak hanya bagi Mbak Wit tapi juga bagi kami sekeluarga karena di saat
yang bersamaan ayah kami sedang terbaring di ICU karena jantung koroner yang
pastinya butuh biaya besar.
Selang 2 tahun,
Mbak Wit sudah bekerja di RS lain meskipun tak sebesar yang dulu. Apotekernya
adalah sahabatnya sendiri semasa kuliah. Di sana, dia mengenal Mas Bagus,
seorang Medrep yang biasanya nyetok obat di RS Mbak Wit. Setelah saling mengenal
akhirnya mereka berpacaran. Mengingat umur mereka yang tak lagi muda, akhirnya
mereka pun berencana untuk segera menikah. Kami sih sebagai keluarga
seneng-seneng aja kalau Mbak Wit mau nikah tapi yang menghebohkan adalah
ternyata Mas Bagus adik kandung dari Mbak Lina. Jddeerr!!! Kami sekeluarga
langsung syok waktu Mbak Wit menceritakan siapa calon suaminya. Ibu, ayah dan
kakakku yang lain sampai tak henti-hentinya bertanya, “Kamu yakin Wit sama
Bagus? Gimana nanti sama Lina?” Mbak Wit pun berkali-kali meyakinkan kami bahwa
dia sudah mantap dan tak mempermasalahkan bahwa Mas Bagus adalah adik dari Mbak
Lina, orang yang dulu sempat membuatnya stress setengah mati, haha...
Akhirnya, tepat 11
November 2012 silam keduanya pun menikah. Kini, mereka sudah memiliki seorang
putri kecil yang lucu berumur 4 bulan. Hubungan Mbak Wit sama Mbak Lina jadi
membaik meskipun masih agak kaku.
Dunia ini sempit
ya, Mbak Lala? Ya, itulah kesimpulanku ketika mencermati kisah cinta Mbak Wit yang lebih
mirip kisah di FTV ini. Begitu banyak
lelaki di dunia ini, tapi ternyata Tuhan menjodohkan Mbak Wit dengan adik dari
mantan bossnya itu. Sekali lagi hal ini membuktikan jika
jodoh adalah kuasa dan rahasia Tuhan, kita tak pernah tahu siapa yang menjadi jodoh kita kelak.
Ok, selamat menanti jodoh para jomblowan dan jomblowatiii…. *ngomong
sama diri sendiri* :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar