Rabu, 12 Februari 2014

[Let’s Celebrate Love!] Jodoh, siapa yang tahu?




Haloo mbak Lala, sebelumnya salam kenal ya...

Oh ya, sekalian mau ngucapin Happy Bornday, sukses slalu buat mbak Lala.. :D

Ok.. sesuai dengan syarat buat ikutan kuisnya, aku bakal nulis kisah cinta saudaraku (kakak pertamaku). Sebenarnya pingin nulis kisah cinta sendiri sih, tapi apalah daya aku masih terlalu “hijau” dalam urusan cecintaan.. KTP aja belum punya mau ngurusin cinta, hehe...

Kisah cinta kakakku ini, Mbak Wita (biasa aku panggil Mbak Wit), terbilang cukup unik dan kayak sinetron. Tapi sungguh inilah yang terjadi pada Mbak Wit sekitar 5 tahun yang lalu.

Mbak Wit adalah lulusan dari salah satu universitas swasta di Surabaya jurusan Farmasi. Tittlenya S.Farm yang nanggung itu –dibilang apoteker belum karena Mbak Wit nggak ngambil Program Profesi (alasan biaya), dibilang asisten apoteker juga nggak- membuat Mbak Wit sedikit kesulitan mencari kerja setelah ia lulus. Singkat cerita, akhirnya dengan terpaksa Mbak Wit merelakan tittlenya disejajarkan dengan anak SMF dan menjadi asisten apoteker (AA) di salah satu RS di kota Gresik. RSnya lumayan besar dan dekat dengan rumah meskipun gajinya yang yaaa bisa dibilang kurang untuk ukuran seorang sarjana.

Mbak Wit ditraining selama 3 bulan dulu ketika pertama kali masuk. Hal yang wajar, bukan? Yang tak wajar adalah sikap apotekernya (Mbak Lina) yang katanya Mbak Wit sih kurang bersahabat sama dia. Mbak Lina ini memang terkenal dingin dan judes di mata karyawan yang lain. Mbak Wit sering dimarahi atau disindir dengan kata-kata tak enak ketika di sana. Hal ini membuat Mbak Wit seperti orang tertekan. Udah gaji kecil, dimarah-marahin, kasihan banget pokoknya. Aku juga melihat sendiri pipinya jadi lebih tirus sejak dia bekerja.

Sebelum masa training 3 bulan habis, pihak RS (termasuk Mbak Lina sebagai kepala bagian apotek) mengadakan rapat dulu untuk memutuskan apakah para karyawan baru itu layak diterima atau tidak. Nah, sebelum hasil rapat itu keluar, entah kebetulan atau tidak aku membaca lowongan kerja untuk AA di RS itu di koran. Ah, firasat buruk nih. Yap, ternyata benar, Mbak Wit dipecat. Saat itu, benar-benar pukulan telak tak hanya bagi Mbak Wit tapi juga bagi kami sekeluarga karena di saat yang bersamaan ayah kami sedang terbaring di ICU karena jantung koroner yang pastinya butuh biaya besar.

Selang 2 tahun, Mbak Wit sudah bekerja di RS lain meskipun tak sebesar yang dulu. Apotekernya adalah sahabatnya sendiri semasa kuliah. Di sana, dia mengenal Mas Bagus, seorang Medrep yang biasanya nyetok obat di RS Mbak Wit. Setelah saling mengenal akhirnya mereka berpacaran. Mengingat umur mereka yang tak lagi muda, akhirnya mereka pun berencana untuk segera menikah. Kami sih sebagai keluarga seneng-seneng aja kalau Mbak Wit mau nikah tapi yang menghebohkan adalah ternyata Mas Bagus adik kandung dari Mbak Lina. Jddeerr!!! Kami sekeluarga langsung syok waktu Mbak Wit menceritakan siapa calon suaminya. Ibu, ayah dan kakakku yang lain sampai tak henti-hentinya bertanya, “Kamu yakin Wit sama Bagus? Gimana nanti sama Lina?” Mbak Wit pun berkali-kali meyakinkan kami bahwa dia sudah mantap dan tak mempermasalahkan bahwa Mas Bagus adalah adik dari Mbak Lina, orang yang dulu sempat membuatnya stress setengah mati, haha...

Akhirnya, tepat 11 November 2012 silam keduanya pun menikah. Kini, mereka sudah memiliki seorang putri kecil yang lucu berumur 4 bulan. Hubungan Mbak Wit sama Mbak Lina jadi membaik meskipun masih agak kaku.

Dunia ini sempit ya, Mbak Lala? Ya, itulah kesimpulanku ketika mencermati kisah cinta Mbak Wit yang lebih mirip kisah di FTV ini. Begitu banyak lelaki di dunia ini, tapi ternyata Tuhan menjodohkan Mbak Wit dengan adik dari mantan bossnya itu. Sekali lagi hal ini membuktikan jika jodoh adalah kuasa dan rahasia Tuhan, kita tak pernah tahu siapa yang menjadi jodoh kita kelak.
 
Ok, selamat menanti jodoh para jomblowan dan jomblowatiii…. *ngomong sama diri sendiri* :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar