Dear kamu,
“Hai, apa kabar?”
Sama
seperti di surat ini, akupun ingin menanyakan hal tersebut setiap kamu memasuki
gerbang sekolah. Bukan basa-basi. Aku benar-benar ingin tahu bagaimana kamu
melewati harimu kemarin hingga pagi ini. Bahagiakah? Ah, tapi melihat senyummu
yang selalu merekah di setiap pagi, aku bisa menebak jawabannya.
Seperti
biasa, sebelum bel masuk kelas berbunyi, kamu akan duduk di depan kelasmu
dengan earphone yang menggantung di telinga kirimu. Aku selalu ingin tahu apa
yang kamu dengarkan setiap pagi hingga bibirmu tak henti-hentinya bergerak
mengikuti lagunya. Musik k-pop kah seperti kebanyakan gadis lain? Atau malah
dangdut? Entahlah, aku hanya berharap suatu saat kamu bisa membagi earphonemu
untuk telingaku dan mungkin kita akan berdendang bersama.
Setelah
bel berbunyi, kamu akan segera melepas earphonemu dan sekilas melirik jam
tangan monel yang melingkar manis di tangan kananmu sebelum berebut masuk kelas
dengan teman-temanmu yang lain. Meninggalkanku yang selalu mengagumimu dari balik
jendela kelas yang ada di seberang kelasmu.
Sebenarnya,
aku tak ingin menjadi setitik objek yang tak terlihat olehmu. Aku ingin kamu menyadari
kehadiranku atau hanya sekedar mengenalku. Tapi apa? Bibirku kelu setiap kali
tanpa sengaja mata kita beradu. Jantungku seakan berhenti ketika aroma parfummu
bisa terhirup olehku. Tolong jangan anggap aku lelaki pengecut, aku hanya tak
tahu bagaimana cara masuk dalam kehidupanmu secara wajar.
Dear
kamu,
Setelah
sekian lama aku hanya bisa mengagumimu, kini kita bisa saling mengenal karena
hal konyol itu. Ya, karena kita sama-sama terlambat masuk sekolah. Kamu dan aku
tertahan di gerbang sekolah hingga upacara selesai. Entahlah, mengapa hari itu
hanya kita berdua yang terlambat. Bila bisa kuhentikan waktu, mungkin aku akan
menghentikan waktu saat itu. Waktu 40 menit bersamamu, terasa begitu cepat.
Memang tak ada pembicaraan yang berarti saat itu, namun semenjak hari itu
ketika melihatku kamu pasti akan mengulaskan senyum untukku.
Dear
kamu,
Berjuta
kata mungkin takkan pernah cukup untuk menceritakan hal tentangmu. Namun yang
pasti, melalui surat ini meski tak terangkai dengan romantis dan entah kamu mau
membacanya atau tidak, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu karena selalu
memberikanku semangat di setiap pagi dengan senyumanmu. Dan aku, masih akan
terus mengagumimu dari balik jendela kelasku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar